Ada banyak hal yang menyebabkan wanita mengalami pendarahan setelah berhubungan intim. Salah satunya adalah saat pertama kali berhubungan intim, yang mungkin disertai pendarahan ringan dan rasa pedih di area genital.
Perlu dicatat bahwa tidak semua wanita mengalami pendarahan saat pertama kali hubungan intim dengan suami, ada banyak faktor yang memengaruhi seperti kurangnya cairan lubrikasi dan juga waktu foreplay.
Namun, bila Anda mengalami pendarahan di malam pertama sebaiknya tidak perlu khawatir, karena kondisi ini adalah wajar dan normal. Anda akan membaik dalam beberapa hari kemudian. Pendarahanpun umumnya hanyalah pendarahan ringan dan tidak mengkhawatirkan.
Ada kalanya, setelah beberapa kali melakukan hubungan intim, Anda mengalami pendarahan sesudah berhubungan. Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan istilah poscoital bleeding.
Sebagian besar penyebabnya bukanlah hal yang mengkhawatirkan, namun sebagian lain mungkin perlu diwaspadai sebagai kondisi kesehatan tertentu.
Penyebab Pendarahan Setelah Berhubungan Intim
1. Periode Menstruasi
Anda mungkin terkejut mendapati keluarnya darah setelah berhubungan intim, namun ini bisa saja disebabkan oleh periode menstruasi. Agar tidak menyebabkan Anda terkejut, sebaiknya catat setiap periode menstruasi sehingga Anda bisa tahu kapan waktu terbaik untuk berhubungan intim.
2. Atrofi Vagina (Atrophic Vaginitis)
Atrofi vagina atau atrophic vaginitis atau disebut juga sindrom genitourinari menopause adalah kondisi yang sering memengaruhi wanita menopause dan pascamenopause.
Kondisi ini menyebabkan lapisan vagina menjadi lebih kering dan tipis akibat penurunan kadar estrogen yang terjadi secara normal karena pertambahan usia.
Anda mungkin akan merasakan gatal seperti terbakar, nyeri saat berhubungan intim dan juga bercak pendarahan. Untuk mengatasi kondisi ini, Anda bisa menggunakan pelumas, dilator atau juga mendapatkan terapi hormon untuk mengelola gejalanya.
3. Servisitis
Servisitis adalah peradangan pada serviks yang seringkali tidak disertai gejala. Namun peradangan ini terkadang disertai dengan keputihan tidak normal, pendarahan, nyeri saat berhubungan seksual serta iritasi pada vulva atau vagina.
Kondisi ini cukup umum dialami oleh wanita dewasa terutama yang melahirkan pervaginam atau memiliki riwayat penyakit menular seksual. Pengobatan pada servisitis dilakukan tergantung pada apa penyebabnya, apakah infeksi bakteri atau iritasi kimia.
4. Ektropion Serviks
Ektropion serviks terjadi ketika sel-sel kelenjar di bagian dalam serviks menjadi terlihat dari luar. Secara umum kondisi ini tidak berbahaya dan tidak perlu dikhawatirkan. Penyebab umumnya adalah peningkatan kadar estrogen di dalam tubuh yang dapat diatasi dengan diathermy atau cryotherapy.
5. Polip Serviks
Polip serviks seringkali ditandai dengan menstruasi yang berat, pendarahan setelah berhubungan seksual, pendarahan di antara periode menstruasi atau keluarnya cairan putih atau kekuningan.
Polip serviks digambarkan sebagai adanya pertumbuhan sel abnormal (tumor jinak) di sekviks atau leher rahim.
6. Prolaps Uteri
Prolaps uteri atau prolaps rahim adalah kondisi umum yang dapat dialami seseorang seiring dengan bertambahnya usia. Risiko ini meningkat setelah beberapa kali melakukan persalinan pervaginam, di mana otot dan ligamen di sekitar rahim menjadi lemah, akibatnya rahim bisa melorot keluar dari posisinya.
Prolaps uteri dikenal juga dengan istilah turun rahim, yang ditandai dengan rasa sakit di perut bagian bawah, rasa sakit saat berhubungan intim, sembelit, keputihan yang tidak wajar, dan juga pendarahan setelah berhubungan intim. Gejalanya bisa semakin memburuk apabila tidak diatasi dengan baik.
Pada kondisi tertentu, turun rahim bisa diatasi dengan latihan senam kagel atau penggunaan vaginal pessary (alat yang diletakkan ke dalam vagina untuk menopang rahim dan dinding vagina). Namun ada kalanya prosedur pembedahan harus dilakukan bila kondisinya terlalu parah.
7. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah jenis kanker yang terbentuk pada sel-sel leher rahim (serviks). Infeksi menular seksual yang disebabkan HPV (Human Papilloma Virus) berperan besar dalam menyebabkan kanker serviks.
Untuk mengurangi risikonya, Anda bisa melakukan tes skrining dan juga mendapatkan vaksin untuk melindungi diri dari infeksi HPV.
Pendarahan setelah berhubungan intim perlu diwaspadai sebagai kondisi kesehatan tertentu, terutama bila Anda merasakan gejala lain seperti nyeri hebat, atau adanya keputihan tidak normal.
Tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri lebih dini sehingga dokter bisa membantu mendiagnosis dan memberikan pengobatan sesuai kondisi kesehatan Anda.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Cleveland Clinic (2021). Do You Bleed After Sex? When to See a Doctor. Available from: https://health.clevelandclinic.org/what-should-you-do-if-you-bleed-after-sex/
NHS UK (2021). What causes a woman to bleed after sex?. Available from: https://www.nhs.uk/common-health-questions/womens-health/what-causes-a-woman-to-bleed-after-sex
Cleveland Clinic (2020). Vaginal Atrophy. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15500-vaginal-atrophy
Cleveland Clinic (2022). Cervicitis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15360-cervicitis
Cleveland Clinic (2022). Cervical Ectropion. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23053-cervical-ectropion
Mount Sinai. Cervical polyps. Available from: https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/cervical-polyps
Cleveland Clinic (2019). Uterine Prolapse. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16030-uterine-prolapse
Mayo Clinic (2021). Cervical cancer. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-cancer/symptoms-causes/syc-20352501